nama : gita larasati
npm : 53216069
kelas : 1DFO3
1.1 DASAR DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2.1.1 Kebutuhan Akan Analisis Kuangan
Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakteristik dari perusahaan likuiditasnya,dan solvabilitasnya. Kreditor jangka pendek (short-term creditor)seperti bank umumnya tertarik pada kemampuan peminjam untuk membayar kewajiban saat jatuh tempo. Likuiditas dari peminjam sangatlah penting dalam mengevaluasi kemampuan bayar sebuah peminjam. Namun demikian,kreditor jangka panjang (long-term creditor) seperti pemegang obligasi,melihat pada pengukuran profitibilitas dan solvabilitas yang mengidikasikan kemampuan perusahaan untuk bertahan selama periode waktu yang panjang.
2.1.2 Cara Menganalisis Laporan Keuangan
Beragam cara digunakan untuk mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah sbb :
Analisis horizontal mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode waktu tertentu
Analsiis vertical mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos dalam keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
Analisis rasio menyatakan hubungan diantara pos-pos yang dipilih dari data laporan keuangan
1.2 PENINGKATAN MUTU Analisis Horizontal
Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan dengan cara jumlah setiap akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya untuk mengetahui kenaikan atau penurunan yang terjadi pada akun tersebut. Kenaikan atau penurunan tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya dan dikali dengan seratus persen untuk mengetahui persentase kenaikan atau penurunan pada akun tersebut dan kenaikan atau penurunan jumlah pos dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan.
1.3 Aanalisis Vertikal
Analisis vertical (vertical analysis), juga disebut analisis ukuran umum, adalah sebuah teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yag menyatakan setiap pos dalam sebuah laporan keuangan sebagai presentase dari jumlah dasar.
1.4 Analisis Rasio
1.4.1 Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (liquidty ratio) mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga (diluar prediksi perusahaan). Para kreditor jangka pendek seperti banker dan pemasok terutama tertarik untuk menilai likuiditas. Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menentukan kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan adalah rasio lancer,rasio cepat,perputaran piutang,dan perputaran persediaan.
Rasio lancer
Rasio lancar (current ratio) adalah pengukuran yang digunakan sacara luas untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemmpuan membayar utang jangka pendek. Rasio tersebut dihitung dengan membagi asset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Rasio cepat
Rasio uji-ketajaman [cepat] adalah pengukuran likuiditas jangka pendek segera perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dari kas, investasi, jangka pendek, dan piutang bersih dengan kewajiban jangka pendek. Maka, rasio ini merupakan pendukung penting dari rasio lancar.
Perputaran piutang
Rasio ini mengukur beberapa kali rata-rata piutang dapat tertagih selama satu periode. Perputaran periode dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai) dengan piutang bersih rata-rata.
Perputaran persediaan
Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur berapa kali rata-rata persediaan. Perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. Kecuali jika terdapat factor musiman yang signifikan, perusahaan rata-rata dapat dihitung dari saldo persediaan awal dan akhir.
1.4.2 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dari sebuah perusahaan untuk periode waktu tertentu. Laba, atau kekeurangannya, memeranguhi kemampuan perusahaan unutuk memperoleh pendanaan utang dan ekuitas.
1.4.3 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas (solvency ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan selama periode waktu yang panjang. Kreditor jangka panjang dan para pemegang saham utamanya tertarik pada kemampuan perusahaan perusahaa untuk membayar bunga pada saat jatuh tempo dan untuk membayarkan kembali jumlah pokok utang pada saat jatuh tempo.
1.4.4 Operasi yang Dihentikan
Operasi dalam pengehentian (discontinued operation) mengacu ke pelepasan sebuah segmen yang signifikan dari sebuah bisnis. Contohnya adalah penghapusan seluruh aktivitas dan penghilangan sejumlah kelas pelangggan.
1.5 Daya Laba dan Pos – pos yang Tidak Biasa
Daya laba berarti tingkat normal laba yang akan diperoleh dimasa depan. Perbedaan daya laba dan laba bersih terletak pada jumlah pendapatan, beban, keuntungan,dan kerugian yang tidak biasa. Para pengguna tertarik dengan daya laba karena hal tersebut membantu mereka menurunkan estimasi laba dimsa depan tanpa “gangguan” pos-pos yang tidak biasa.
Bagi para pengguna laporan keuangan untuk menentukan “daya laba” atau pendapatan biasa, pos-pos “yang tidak biasa” dilaporkan secara terpisah pada laporan laba rugi. Tiga jenis-jenis “yang tidak biasa” yang dilaporkan adalah:
Operasi dalam penghentian
Pos-pos luar biasa
Perubahan dalam prinisp akuntansi
1.5.1 Pos-pos Luar Biasa
Pos-pos luar biasa (extraordinary items) adalah kejadian dan transaksi-transaksi yang memenuhi dua kondisi : pos-pos luar biasa (1) sifatnya tidak biasa dan (2) sangat jarang terjadi. Untuk menjadi “tidak sering”, pos tersebut tidak boleh diharapkan untuk terjadi kembali di masa depan yang dapat diperkirakan.
1.5.2 Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Untuk mempermudah perbandingan, laporan keuangan diharapkan agar dibuat dengan dsar yang konsisten dengan periode sebelumnya. Ketika terdapat pilihan atas prinsip akuntansi,prinsip yang awalnya telah dipilih harus ditetapkan secara konsisten dari peiode ke periode.
Ketika perubahan dalam prinsip akuntansi telah terjadi :
Prinsip yang baru harus digunakan dalam melaporkan hasil operasi pada tahun tersebut.
Pengaruh kumulatif dari perubahan tersebut pada seluruh tahun laporan laba rugi terdahulu harus dilaporkan bersih dari pajak yang berlaku pada bagian khusus sebelum laba bersih.
Laba Komprehensif
Kebanyakan pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian, yang diakui selama periode dimasukkan dalam laba. Bagaimanapu juga, dengan berjalannya waktu, pengecualian khusus terhadap praktik umum ini telah berkembang. Beberapa pos kini tidak masuk ke dalam laba dan dilaporkan langsung pada ekuitas pemegang saham.
Mengapa keutungan dan kerugian pada sekuritas yang tersedia untuk dijual ini tidak dimasukkan dalam laba bersih? Sebab dengan mengukapkannya secara terpisah akan.
Mengurangi ketidakstabilan laba bersih karena fluktuasi pada nilai wajar, namu tetap
Menginformasikan kepada pengguna laporan keuangan mengenai keuntungan atau kerugian yang akan dialami jika sekuritas tersebut dijual pada nilai wajar.
1.6 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keputusan bisnis yang penting sering kali dibuat dengan menggunakan satu atau lebih cara-cara menganalisis yang diilustrasikan di bab ini. Namun, anda harus waspada dengan ketebatasan dari cara-cara ini laporan keuangan yang mendasarinya.
1.6.1 Estimasi
Laporan keuangan mencakup banyak estimasi angka. Estimasi digunakan dalam menentukan penyisihan piutang tidak tertagih, depresiasi periodic, biaya garansi, dan kerugian kontinjensi. Seandainya estimasi-estimasi ini tidak akurat, maka rasio dan presentase keuangan jugs tidak akurat
1.6.2 Biaya
Laporan keuangan tradisional didasarkan pada biaya perolehan dan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga. Perbandingan data keuangan yang tidak disesuaikan dari periode-periode yang berbeda mungkin dapat menjadi tidak valid karena adanya inflasi atau deflasi yang signifikan.
1.6.3 Metode Akuntansi Alternatif
Perusahaan beragam dalam penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Keragaman tersebut dapat menyulitkan perbandingan. Sebagai contoh, satu perusahaan mungkin menggunakan metode FIFO untuk biaya persediaan perusahaan lain pada industry yang sama mungkin menggunakan LIFO.
ika persediaan adalah asset yang penting bagi kedua perusahaan,tidak mungkin rasio lancar mereka dapat diperbandingkan.
1.6.4 Data yang Berbeda
Data akhir tahun pajak mungkin tidak sama dengan kondisi keuangan selama tahun tersebut. Perusahaan sering kali membuat akhir tahun pajak yang sesuai dengan titik rendah pada aktivitas operasi atau pada tingkat persediaan. Maka, beberapa saldo (kas, piutang, utang, dan persediaan) mungkin tidak mewakili saldo pada akun-akun selama tahun tersebut.
1.6.5 Keberagaman (Diversifikasi) perusahaan
Keberagaman dalam lingkungan global juga membatasi kegunaan analisis keuangan. Banyak perusahaan kini sangat beragam sehingga mereka tidak dapat digolongkan ke dalam satu industry tunggal-mereka telah menjadi kolongmerat yang sebenarnya. Perusahaan yang satu dengan lainnya tampak dapat diperbandingan tetapi sebenarnya tidak.
npm : 53216069
kelas : 1DFO3
1.1 DASAR DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2.1.1 Kebutuhan Akan Analisis Kuangan
Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakteristik dari perusahaan likuiditasnya,dan solvabilitasnya. Kreditor jangka pendek (short-term creditor)seperti bank umumnya tertarik pada kemampuan peminjam untuk membayar kewajiban saat jatuh tempo. Likuiditas dari peminjam sangatlah penting dalam mengevaluasi kemampuan bayar sebuah peminjam. Namun demikian,kreditor jangka panjang (long-term creditor) seperti pemegang obligasi,melihat pada pengukuran profitibilitas dan solvabilitas yang mengidikasikan kemampuan perusahaan untuk bertahan selama periode waktu yang panjang.
2.1.2 Cara Menganalisis Laporan Keuangan
Beragam cara digunakan untuk mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah sbb :
Analisis horizontal mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode waktu tertentu
Analsiis vertical mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos dalam keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
Analisis rasio menyatakan hubungan diantara pos-pos yang dipilih dari data laporan keuangan
1.2 PENINGKATAN MUTU Analisis Horizontal
Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan dengan cara jumlah setiap akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya untuk mengetahui kenaikan atau penurunan yang terjadi pada akun tersebut. Kenaikan atau penurunan tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya dan dikali dengan seratus persen untuk mengetahui persentase kenaikan atau penurunan pada akun tersebut dan kenaikan atau penurunan jumlah pos dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan.
1.3 Aanalisis Vertikal
Analisis vertical (vertical analysis), juga disebut analisis ukuran umum, adalah sebuah teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yag menyatakan setiap pos dalam sebuah laporan keuangan sebagai presentase dari jumlah dasar.
1.4 Analisis Rasio
1.4.1 Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (liquidty ratio) mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga (diluar prediksi perusahaan). Para kreditor jangka pendek seperti banker dan pemasok terutama tertarik untuk menilai likuiditas. Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menentukan kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan adalah rasio lancer,rasio cepat,perputaran piutang,dan perputaran persediaan.
Rasio lancer
Rasio lancar (current ratio) adalah pengukuran yang digunakan sacara luas untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemmpuan membayar utang jangka pendek. Rasio tersebut dihitung dengan membagi asset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Rasio cepat
Rasio uji-ketajaman [cepat] adalah pengukuran likuiditas jangka pendek segera perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dari kas, investasi, jangka pendek, dan piutang bersih dengan kewajiban jangka pendek. Maka, rasio ini merupakan pendukung penting dari rasio lancar.
Perputaran piutang
Rasio ini mengukur beberapa kali rata-rata piutang dapat tertagih selama satu periode. Perputaran periode dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai) dengan piutang bersih rata-rata.
Perputaran persediaan
Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur berapa kali rata-rata persediaan. Perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. Kecuali jika terdapat factor musiman yang signifikan, perusahaan rata-rata dapat dihitung dari saldo persediaan awal dan akhir.
1.4.2 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dari sebuah perusahaan untuk periode waktu tertentu. Laba, atau kekeurangannya, memeranguhi kemampuan perusahaan unutuk memperoleh pendanaan utang dan ekuitas.
1.4.3 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas (solvency ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan selama periode waktu yang panjang. Kreditor jangka panjang dan para pemegang saham utamanya tertarik pada kemampuan perusahaan perusahaa untuk membayar bunga pada saat jatuh tempo dan untuk membayarkan kembali jumlah pokok utang pada saat jatuh tempo.
1.4.4 Operasi yang Dihentikan
Operasi dalam pengehentian (discontinued operation) mengacu ke pelepasan sebuah segmen yang signifikan dari sebuah bisnis. Contohnya adalah penghapusan seluruh aktivitas dan penghilangan sejumlah kelas pelangggan.
1.5 Daya Laba dan Pos – pos yang Tidak Biasa
Daya laba berarti tingkat normal laba yang akan diperoleh dimasa depan. Perbedaan daya laba dan laba bersih terletak pada jumlah pendapatan, beban, keuntungan,dan kerugian yang tidak biasa. Para pengguna tertarik dengan daya laba karena hal tersebut membantu mereka menurunkan estimasi laba dimsa depan tanpa “gangguan” pos-pos yang tidak biasa.
Bagi para pengguna laporan keuangan untuk menentukan “daya laba” atau pendapatan biasa, pos-pos “yang tidak biasa” dilaporkan secara terpisah pada laporan laba rugi. Tiga jenis-jenis “yang tidak biasa” yang dilaporkan adalah:
Operasi dalam penghentian
Pos-pos luar biasa
Perubahan dalam prinisp akuntansi
1.5.1 Pos-pos Luar Biasa
Pos-pos luar biasa (extraordinary items) adalah kejadian dan transaksi-transaksi yang memenuhi dua kondisi : pos-pos luar biasa (1) sifatnya tidak biasa dan (2) sangat jarang terjadi. Untuk menjadi “tidak sering”, pos tersebut tidak boleh diharapkan untuk terjadi kembali di masa depan yang dapat diperkirakan.
1.5.2 Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Untuk mempermudah perbandingan, laporan keuangan diharapkan agar dibuat dengan dsar yang konsisten dengan periode sebelumnya. Ketika terdapat pilihan atas prinsip akuntansi,prinsip yang awalnya telah dipilih harus ditetapkan secara konsisten dari peiode ke periode.
Ketika perubahan dalam prinsip akuntansi telah terjadi :
Prinsip yang baru harus digunakan dalam melaporkan hasil operasi pada tahun tersebut.
Pengaruh kumulatif dari perubahan tersebut pada seluruh tahun laporan laba rugi terdahulu harus dilaporkan bersih dari pajak yang berlaku pada bagian khusus sebelum laba bersih.
Laba Komprehensif
Kebanyakan pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian, yang diakui selama periode dimasukkan dalam laba. Bagaimanapu juga, dengan berjalannya waktu, pengecualian khusus terhadap praktik umum ini telah berkembang. Beberapa pos kini tidak masuk ke dalam laba dan dilaporkan langsung pada ekuitas pemegang saham.
Mengapa keutungan dan kerugian pada sekuritas yang tersedia untuk dijual ini tidak dimasukkan dalam laba bersih? Sebab dengan mengukapkannya secara terpisah akan.
Mengurangi ketidakstabilan laba bersih karena fluktuasi pada nilai wajar, namu tetap
Menginformasikan kepada pengguna laporan keuangan mengenai keuntungan atau kerugian yang akan dialami jika sekuritas tersebut dijual pada nilai wajar.
1.6 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keputusan bisnis yang penting sering kali dibuat dengan menggunakan satu atau lebih cara-cara menganalisis yang diilustrasikan di bab ini. Namun, anda harus waspada dengan ketebatasan dari cara-cara ini laporan keuangan yang mendasarinya.
1.6.1 Estimasi
Laporan keuangan mencakup banyak estimasi angka. Estimasi digunakan dalam menentukan penyisihan piutang tidak tertagih, depresiasi periodic, biaya garansi, dan kerugian kontinjensi. Seandainya estimasi-estimasi ini tidak akurat, maka rasio dan presentase keuangan jugs tidak akurat
1.6.2 Biaya
Laporan keuangan tradisional didasarkan pada biaya perolehan dan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga. Perbandingan data keuangan yang tidak disesuaikan dari periode-periode yang berbeda mungkin dapat menjadi tidak valid karena adanya inflasi atau deflasi yang signifikan.
1.6.3 Metode Akuntansi Alternatif
Perusahaan beragam dalam penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Keragaman tersebut dapat menyulitkan perbandingan. Sebagai contoh, satu perusahaan mungkin menggunakan metode FIFO untuk biaya persediaan perusahaan lain pada industry yang sama mungkin menggunakan LIFO.
ika persediaan adalah asset yang penting bagi kedua perusahaan,tidak mungkin rasio lancar mereka dapat diperbandingkan.
1.6.4 Data yang Berbeda
Data akhir tahun pajak mungkin tidak sama dengan kondisi keuangan selama tahun tersebut. Perusahaan sering kali membuat akhir tahun pajak yang sesuai dengan titik rendah pada aktivitas operasi atau pada tingkat persediaan. Maka, beberapa saldo (kas, piutang, utang, dan persediaan) mungkin tidak mewakili saldo pada akun-akun selama tahun tersebut.
1.6.5 Keberagaman (Diversifikasi) perusahaan
Keberagaman dalam lingkungan global juga membatasi kegunaan analisis keuangan. Banyak perusahaan kini sangat beragam sehingga mereka tidak dapat digolongkan ke dalam satu industry tunggal-mereka telah menjadi kolongmerat yang sebenarnya. Perusahaan yang satu dengan lainnya tampak dapat diperbandingan tetapi sebenarnya tidak.