Sabtu, 02 Juni 2018

Perbedaan Persuasi dan Negosiasi


Pengertian Persuasi dan Negosiasi

Dilansir dari wikipedia, Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap individu berusaha mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain. Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak.Negosiasi adalah  Negosiasi juga merupakan Proses komunikasi antara dua orang atau lebih guna mengembangkan solusi terbaik yang paling menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, negosiasi juga sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai tukarnya.
Nah, dari pengertian diatas jelas bahwa persuasi dan negosiasi adalah bentuk komunikasi untuk mencapai sebuah keuntungan.

Perbedaan Persuasi dan Negosiasi

Meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan, namun persuasi dan negosiasi memiliki beberapa perbedaan yakni :
1. Persuasi lebih kepada memberikan pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih kepada keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak tanpa ada unsur pemaksaan atau pengaruh.
2. Persuasi membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah memutuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama
3. Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya karena mereka akan berhadapan langsung dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah negosiasi.

Model Persuasi


1.    Model Persuasi Rank
Hugh Rank (1976) mengusulkan sebuah model persuasi yang membantu mengajarkan kepada kita agar menjadi penerima pesan yang yang kritis. Rank menyebutnya dengan intensify/downplay schema atau skema mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu. Gagasan dasar model persusasi ini adalah pada umumnya persuader menggunakan dua macam taktik untuk mencapai tujuannya yaitu mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu atau keduanya

2.    Model Kemungkinan Elaborasi
Richard Petty dan John Cacioppo (1980) mengembangkan model kemungkinan elaborasi atau elaboration likelihood model yang menyatakan bahwa persuasi secara tradisi dikaitkan dengan dua rute yaitu rute sentral dan rute periferal. Model ini membentuk faset baru teori rute atau teori dua proses. Model kemungkinan elaborasi berpendapat bahwa kemungkinan persuasi yang efektif bergantung pada seberapa besar keberhasilan komunikasi dalam mengingatkan representasi mental yang relevan yang merupakan kemungkinan elaborasi

3.    Model Perubahan Sikap Yale
Model perubahan sikap  Yale dikenal dengan sebutan pendekatan perubahan sikap Yale yakni suatu studi tentang kondisi dimana orang cenderung mengubah sikap mereka sebagai bentuk respon mereka terhadap pesan persuasif. Pendekatan ini pertama kali dipelajari oleh Carl Hovland dan rekan-rekannya di Yale University. Model dasar pendekatan ini dapat digambarkan sebagai “siapa –  mengatakan apa – kepada siapa”. Menurut model ini, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi setiap komponen komunikasi persuasif, diantaranya adalah kredibilitas dan daya tarik komunikator, kualitas dan ketulusan pesan, perhatian, kecerdasan dan usia penerima pesa


Faktor Yang Dapat Menghambat Persuasi

a. Faktor Motivasi
Sudah dikemukakan bagaimana motivasi seseorang atau sesuatu kelomopok dapat mempengaruhi opini. Kepentingan seseorang akan mendorong orang itu untuk berbuat dan bersikap sesuai dengan kebutuhannya.  
b. Faktor Prejudice atau Prasangka
Bila seseorang sudah dihinggapi dan perasaan Prejudice terhadap sesuatu, misalnya golongan, suku, ras, dan sebagaiannya orang itu dalam penilaiannya terhadap hal tersebut tidak akan objektif lagi.
c. Faktor Sematic
Kata-kata yang mempunyai arti  tidak  sama  dengan komunikator dan komunikan atau ejean yang berbeda, tapi bunyinya hampir sema, dapat menimbulkan salah pengertian dan sangat mengganggu.  
d. Noise Factor
Noise Factor yaitu gangguan yang disebabkan oleh suara. Ini dapat terjadi  dengan  disengaja dan tidak disengaja. Hambatan komunikasi persuasif secara psikologis bersifat internal. Indikasinya adalah distorsi makna dari pesan yang disampaikan. Hal ini dapat disebabkan oleh bias kultur, konflik peran, konflik dalam sistem sosial dan lain-lain. Jadi, hambatan psikologis disebabkan oleh ketidakcocokan filter konseptual dalam diri peserta komunikasi persuasif.



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Persuasif

Segala sesuatu pasti ada sebab-musababnya. Sama halnya komunikasi persuasif yang memiliki penyebabnya. Penyebabnya ini yang dinamakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi. Komunikasi persuasif yang berhasil diterapkan, pasti memiliki beberapa faktor. Dan faktor-faktor itu di antaranya :
1.   Seorang komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi merupakan seorang komunikator yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. Sehingga pesan akan tersampaikan secara jelas dan teratur.
2.   Pesan haruslah masuk akal agar dapat diterima oleh seorang komunikan yang sebenarnya belum dipahami sama sekali olehnya.
3.   Pengaruh lingkungan pun juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi persuasfi ini. Karena, pengaruh lingkungan akan memberikan atmosfir yang mana atmosfir tersebut dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, yaitu seorang komunikan.
4.   Pengertian dan kesinambungan suatu pesan. Itu sebabnya, pesan harus masuk di akal atau logika yang benar.


Tahapan Negosiasi

1. Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi. 

2. Definisi peraturan 
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.

3. Penjelasan dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.

4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah. 

5. Penutupan dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan 
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan


Faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi

1. Kesediaan semua untuk berkompromi dengan pihak lain.
2. Tidak ada pihak yang di rugikan.
3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis dan dapat dilakukan.
4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.




 DAFTAR REFERENSI


0 komentar:

Posting Komentar